Penanganan Ketahanan Pangan, Indonesia Seharusnya Tiru China
Ade Irawan - detikFinance
Foto: Dok detikFinance
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Zaenal Bachruddin dalam pembukaan Seminar Management Stock Pangan Beras Senin (16/5/2011).
"China walaupun jumlah penduduknya yang besar namun dapat mengelola pangan juga dengan cukup baik," katanya.
Zaenal menambahkan, negara Jepang mampu memiliki ketahanan pangan yang bagus, padahal Jepang bukan negara penghasil beras. Karena itu, Zaenal meminta Indonesia harus meniru negara-negara tersebut dalam menjaga ketahanan pangan.
"Jepang merupakan contoh negara yang perkembangan industrinya maju, tetapi memiliki fondasi pangan yang kokoh," ujarnya.
Lebih lanjut Zaenal menjelaskan, Indonesia perlunya mengembangkan teknologi pertanian untuk mengurangi penyusutan hasil gabah pascapanen. Ini juga merupakan salah satu strategi untuk pencapaian surplus beras 10 juta ton.
"Peningkatan pascapanen untuk memperkecil susut hasil gabah menjadi 8,825% pada taun 2015," katanya.
Strategi lain yang diungkapkan Zaenal, penganekaragaman konsumsi pangan yang memiliki sumber karbohidrat menjadi nonberas. Selain itu, penerapan kebijakan bantuan pangan beras plus karbohidrat berbasis sumberdaya lokal (Pangkin).
"Maka kita perlu menyiapkan pengganti beras. Secara terus-menerus panganan beras baik dan enak dikonsumsi," tuturnya.
Zaenal menambahkan, RI juga perlu meningkatan luas lahan tanam melalui cetak baru di tahun 2015 sebesar 300 ribu hektar.
"Cetak sawah baru dari 60 ribu hektar di tahun 2011 menjadi 300 ribu hektar di tahun 2015," imbuhnya.
(ade/ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar